Mengambil ibrah dari peristiwa perkembangan Islam pada masa modern
Pembaruan dalam Islam atau gerakan Islam modern merupakan jawaban yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat Islam pada masanya. Kemunduran Kerajaan Turki Utsmani yang merupakan pemangku khilafah Islam setelah abad ke-17 telah melahirkan kebangkitan Islam. Salah satu gerakan pembaruan yang terkenal adalah Wahabi, sebuah gerakan reformis puritan. Gerakan ini merupakan sarana yang menyiapkan jembatan ke arah pembaruan Islam abad ke-20 yang lebih bersifat intelektual.
Pendorong gerakan pembaruan Islam yang terkenal adalah Jamaluddin al- Afghani (1897). Ia mengajarkan solidaritas Pan-Islam dan pertahanan terhadap imperialisme Eropa dengan kembali kepada Islam dalam suasana yang ilmiah dan modernis.
Gerakan yang lahir di Timur Tengah itu telah memberikan pengaruh besar kepada gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Bermula dari pembaruan pemikiran dan pendidikan Islam di Minangkabau yang disusul oleh pembaruan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat Arab di Indonesia. Kebangkitan Islam di Indonesia makin berkembang dengan terbentuknya organisasi-organisasi sosial keagamaan, seperti Sarikat Dagang Islam (SDI) di Solo (1911), Persyarikatan Ulama di Majalengka (1911), Muhammadiyah di Yogyakarta (1912), Persatuan Islam (Persis) di.Bandung(1923), Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya(1926), dan Persatuan seperti Sarikat Islam (SI) yang merupakan kelanjutan dari SDI, Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) di Padang Panjang (1932), yang merupakan kelanjutan dan perluasan dari organisasi pendidikan Thawalib, dan Partai Islam Indonesia (PII) pada tahun 1938.
Sementara itu, hampir pada waktu yang bersamaan, pemerintah penjajah menjalankan Politik Etis atau politik balas budi. Belanda mendirikan sekolah-sekolah formal bagi bumi putera, terutama dari kalangan priyayi dan kaum bangsawan. Pendidikan Belanda tersebut membuka mata kaum terpelajar akan kondisi masyarakat Indonesia. Pengetahuan mereka akan kemiskinan, kebodohan, dan ketertindasan masyarakat Indonesia pada saatnya mendorong lahirnya organisasi-organisasi sosial, seperti Budi Utomo, Taman Siswa, Jong Java Sumatranen Bond, Jong Ambon, dan Jong Celebes.
Organisasi-organisasi sosial keagamaan Islam dan organisasi-organisasi yang didirikan kaum terpelajar di atas menandakan tumbuhnya benih-benih nasionalisme dalam pengertian modern.
Secara umum, ibrah yang dapat diambil dari gerakan pembaruan Islam antara lain sebagai berikut :
1. Bidang Akidah
Dalam bidang akidah, gerakan ini berusaha melakukan pembaruan dalam pemahaman ajaran Islam karena banyak paham yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, antara lain berkembangnya paham fatalisme, dan masuknya budaya syirik (takhayul, bid’ah, dan khurafat) ke dalam ajaran Islam.
2. Bidang Politik
Dalam bidang politik, gerakan ini berusaha melakukan pembaruan dengan tujuan membebaskan diri dari penjajah.
3. Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, gerakan ini berusaha melakukan pembaruan dalam pendidikan dengan cara melakukan perubahan kurikulum pendidikan dan memadukannya dengan pendidikan modern.
4. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi gerakan ini berusaha melakukan perubahan ekonomi karena penjajahan menimbulkan kemiskinan dan kesengsaraan. Selain itu, pada masa pembaruan telah bermunculan para sastrawan yang karya-karyanya bernuansa islami di berbagai negara, antara lain sebagai berikut :
a. Muhammad Iqbal
Menggunakan bahasa Urdu dan Persi. Karya puisinya yang paling terkenal adalahAsrari Khudi. Buku filsafatnya yang paling terkenal berjudul The Reconstruction of Religious Thought in Islam. Muhammad Iqbal juga menulis beberapa prosa dalam bahasa Inggris dan Arab.
b. Mustafa Lutfi al- Manfaluti (1876-1926)
Muhammad Lutfi merupakan seorang sastrawan dan ulama dari Mesir. Ia merupakan pengarang cerita pendek yang cerita-ceritanya bergaya semi klasik dan modern.
c. Dr. Muhammad Husain Haekal (1888- 1956)
Dr. Muhammad Husain Haekal menulis Hayatu Muhammad( Sejarah Hidup Nabi Muhammad saw) Ia seorang sastrawan yang dianggap sebagai perintis karya sastra modern setelah novelnya yang berjudul Zainab terbit tahun 1914. Beliau banyak menulis kritik sastra dan cerita pendek.
d. Jamil Siqdi az- Zahawi (1863-1936)
Jamil Siqdi merupakan sastrawan yang berasal dari Irak. Ia dikenal sebagai peritis sejak modern dan seorang penyair tua yang bernada keras. selain sebagai sastrawan ia pun dikenal sebagai hak-hak wanita bersama-sama dengan Ma’ruf ar-Rasafi (1877-1945).
e. Binti Syati’(Aisyah Abdurrahman )
Binti Syati’ terkenal sebagai sastrawati, wartawati, dan editor harian Al- AbramMesir. Selain itu, beliau banyak menekuni Al-Qur’an, lalu menulis tafsir Al-Qur’an dari segi sastra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar