Mengidentifikasi peristiwa-peristiwa penting dan tokoh-tokoh yang berprestasi dalam perkembangan Islam pada masa modern
Pada abad ke-18 dan awal abad ke-19, dunia Islam berada dalam situasi yang sangat kritis. Hampir seluruh Negara atau wilayah Islam jatuh ke tangan bangsa Barat. Penjajahan yang dilakukan bangsa-bangsa Barat yang beragama Nasrani atas wilayah Islam, menyadarkan umat Islam dari keterlenaan. Umat Islam mulai menyadari kelemahan dan ketertinggalannya.
Adapun bangsa yang pertama kali merasakan adanya ketertinggalan itu adalah Turki Utsmani. Untuk itu, mulailah para penguasa Kerajaan Turki Utsmani mengirim duta untuk melihat dan mempelajari perkembangan serta kemajuan di Negara Barat. Pada tahun 1720, Celebi Mehmed dikirim ke Paris sebagai duta yang ditugasi untuk mengunjungi berbagai pabrik, benteng-benteng pertahanan, dan lembaga-lembaga di Prancis. Singkatnya dapat dikatakan, kemajuan yang di capai dunia Barat terletak pada bidang sains dan teknologi. Oleh karena itu, umat Islam harus mampu mengejar ketinggalan tersebut dengan cara bekerja sama melalui kegiatan penelitian dan pengembangan pada bidang sains dan teknologi. Harus disadari bahwa kelemahan umat Islam selain terletak dalam bidang akidah yang sudah tercemari oleh berbagai takhayul, khurafat, dan bid’ah, kelemahan dan ketertinggalannya juga terletak dalam bidang sains dan teknologi.
Untuk menggapai cita-cita besar tersebut, umat Islam harus berpikir secara objektif dan realistis bahwa bangsa Barat telah maju. Oleh karena itu, perlu diadakan gerakan modernisasi (pembaruan) dalam dunia Islam yang harus dilakukan secara komprehensif (menyeluruh). Sejak awal Islam telah mempunyai tradisi pembaruan. Islam segera memberi jawaban terhadap apa yang dipandang menyimpang. Tajdid mendapat pembenaran dan pengesahan dari Allah SWT sebagaimana dalam firman-Nya berikut.
tûïÏ%©!$#ur šcqä3Åb¡yJムÉ=»tFÅ3ø9$$Î/ (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$#$¯RÎ) Ÿw ßì‹ÅÒçR tô_r& tûüÏÛÏ=óÁèRùQ$# ÇÊÐÉÈ
Artinya : “dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena Sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang Mengadakan perbaikan.” (QS. Al-A’raf : 170)
Sebelum masa pembaruan, umat Islam diberbagai Negara telah menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadits. Penyimpangan itu terdapat dalam hal berikut:
1. Ajaran Islam tentang ketauhidan telah bercampur dengan kemusyrikan. Hal ini ditandai dengan banyaknya umat Islam yang menyembah selain Allah SWT, seperti memuja makam yang dianggap keramat dan meminta tolong dalam urusan gaib kepada dukun-dukun dan orang-orang yang dianggap sakti. Selain itu, ada juga kelompok umat Islam yang mengultuskan dan beranggapan bahwa sultan adalah orang suci yang segala perintahnya harus ditaati.
2. Adanya kelompok umat Islam yang selama hidup di dunia ini, hanya mementingkan urusan akhirat dan meninggalkan dunia. Mereka beranggapan bahwa memiliki harta benda yang banyak, kedudukan yang tinggi, dan ilmu pengetahuan tentang dunia adalah tidak perlu, karena hidup di dunia ini hanya sebentar dan sementara. Sedangkan hidup di akhirat bersifat kekal dan abadi. Selain itu, banyak umat Islam yang menganut faham fatalism, yaitu faham yang mengharuskan berserah diri kepada nasib dan tidak perlu berikhtiar, karena hidup manusia dikuasai dan ditentukan oleh nasib.
Tokoh yang mempelopori gerakan tajdid atau pembaruan Islam, antara lain sebagai berikut:
1. Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1793)
Muhammad bin Abdul Wahab lahir di Uyainah, Nejd, Arab Saudi pada tahun 1703. Ia dilahirkan dari keluarga yang terkenal dengan kesalehan dan keimanannya. Ia mempunyai gerakan yang kemudian dikenal dengan gerakan wahabi. Timbulnya gerakan ini tidak lepas dari kondisi umat Islam pada saat itu, yakni sebagai berikut:
a. Secara politik, umat Islam di seluruh kawasan kekuasaan Islam berada dalam keadaan yang lemah. Ketika itu yang berkuasa adalah kerajaan Turki Utsmani yang merupakan penguasa tunggal, namun kerajaan itu sedang mengalami kemunduran dalam segala bidang.
b. Adanya penurunan semangat dalam pemahaman Al-Qur’an karena umat Islam bersikap fatalis dan cenderung mistisisme.
c. Tauhid yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. telah dirusak oleh kebiasaan-kebiasaan syirik.
d. Kota-kota suci, seperti Makkah dan Madinah, telah menjadi tempat yang penuh dengan penyimpangan akidah.
Gerakan wahabi ini berhasil berkat bantuan kepala suku yang bernama Muhammad Ibnu Saud yang kemudian mendirikan kerajaan di bawah pimpinan keturunannya. Muhammad bin Abdul Wahab mempunyai beberapa pemikiran, antara lain sebagai berikut:
a. Al-Qur’an dan Hadits merupakan sumber asli ajaran Islam, sedangkan pendapat para ulama bukan merupakan sumber ajaran Islam.
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
c. Pintu ijtihad tetap terbuka dan boleh dilakukan dengan jalan kembali pada Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah.
2. Syah Waliyullah (1703-1762)
Syah Waliyullah lahir di New Delhinpada 21 Februari 1703. Tokoh ini mempunyai silsilah sampai kepada Umar bin Khattab, sehingga dibelakang namanya sering ditambah Al-Umari atau Al-Faruqi.
Syah Waliyullah hanya menulis buku, antara lain Hujjatul Baligan, Fuyun Al-Haramain, Al-Fauzul Kabir Fa Uslit Tafsir. Disamping itu, ia menerjemahkan kitab suci Al-Qur’an ke dalam bahasa Persia.
Sebagai seorang mujadid, ia mempunyai pemikiran tentang penyebab kemunduran umat Islam di India secara khusus dan di seluruh dunia secara umum. Pemikirannya antara lain sebagai berikut :
a. Terjadinya perubahan sistem pemerintahan Islam dari sistem kekhalifahan menjadi sistem kerajaan.
b. Sistem demokrasi yang ada dalam kekhalifahan diganti dengan sistem monarki absolute.
c. Perpecahan dikalangan umat Islam yang di sebabkan oleh berbagai pertentangan aliran dalam Islam.
d. Adat-istiadat dan ajaran bukan Islam masuk ke dalam keyakinan umat Islam.
3. Sultan Mahmud II (1785-1835)
Sultan Mahmud II lahir pada tahun 1785. Dia di angkat menjadi khalifah pada tahun 1807. Sultan Mahmud II banyak melakukan gerakan pembaruan dalam dunia Islam. Pembaruan yang dilakukannya antara lain sebagai berikut :
a. Menerapkan sistem demokrasi dalam sistem pemerintahannya
b. Menghapus pengkultusan sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.
c. Mengadakan pembaruan dalam bidang pendidikan dengan memasukkan kurikulum umum kedalam lembaga-lembaga pendidikan madrasah.
d. Mendirikan sekolah maktebi ma’arif yang menyiapkan tenaga-tenaga administrasi danmaktebi ulum’i edebiyet yang menyiapkan tanaga-tenaga ahli penerjemah.
e. Mendirikan sekolah kedokteran, militer dan teknik.
4. Muhammad Ali Pasha (1765-1849)
Muhammad Ali Pasha lahir pada tahun 1765. Banyak usaha yang dilakukan untuk memperbarui kondisi umat Islam yang telah jauh tertinggal dari negeri Barat. Usaha-usaha yang ia lakukan adalah dalam bidang militer, pendidikan dan ekonomi.
a. Bidang ekonomi
1) Mengambil alih kepemilikan tanah oleh Negara dan hasilnya digunakan untuk kepentingan rakyat.
2) Membangun sistem irigasi sehingga hasil pertanian menjadi lebih baik.
b. Bidang militer
Jatuhnya Mesir ke tangan Napoleon Bonaparte menyadarkan Muhammad Ali Pasha. Kemajuan teknologi peperangan membuat Prancis dengan mudah menguasai Mesir. Setelah Prancis dapat di usir Inggris tahun 1802, ia mengundang seorang perwira tinggi Prancis untuk melatih tentara Mesir. Kemudian, ia mendirikan sekolah militer tahun 1815.
c. Bidang pendidikan
1) Pada tahun 1815 mendirikan sekolah militer
2) Pada tahun 1816 mendirikan sekolah teknik
3) Pada tahun 1827 mendirikan sekolah kedokteran
4) Pada tahun 1829 mendirikan sekolah apoteker
5) Pada tahun 1834 mendirikan sekolah pertambangan
6) Pada tahun 1836 mendirikan sekolah penerjemahan
7) Mengirim pelajar ke Prancis untuk belajar sains dan teknologi
5. At Tahtawi (1801-1873)
Nama lengkapnya adalah Rifa’ah Badawi at-Tahtawi. Ia lahir pada tahun 1801 di Tahta dan meninggal tahun 1873 di Mesir. Sebelum pergi ke Prancis, ia banyak mempelajari peradaban Barat dan kemajuan yang di capainya di Institut d’Egypte. Setelah menamatkan pendidikan di AL-Azhar tahun 1822, ia mengajar di almamaternya selama lebih kurang dua tahun . Dorongan dari gurunya, AL-Attar, dan kesempatan yang di berikan Muhammad Ali Pasha kepadanya, menjadikan ia belajar di Prancis dan menjadi imam para pelajar Mesir di Prancis.
Ia banyak membaca buku karya tokoh-tokoh besar umat Islam dan bangsa Barat. Dengan ketekunannya belajar bahasa Prancis secara otodidak, akhirnya ia mampu menyaingi kehebatan para pelajar- pelajar Mesir lainnya yang belajar bahasa itu secara formal di kelas-kelas. Selama di Prancis, ia berhasil menerjemahkan 12 buku ke dalam bahasa Arab .Setelah kembali ke Mesir, ia diberi kepercayaan untuk mendirikan sekolah penerjemahan tahun 1836. Di samping itu, ia juga aktif menulis di Koran AL-Waqai AL-Misiriyah.
Adapun beberapa pemikiran tentang pembaruan yang dilontarkannya adalah sebagai berikut :
a. Ajaran Islam bukan hanya mementingkan soal akhirat, tetapi juga soal hidup di dunia. Umat Islam juga harus memerhatikan kehidupan di dunia.
b. Kekuasaan raja yang absolute harus dibatasi oleh syariat dan raja harus bermusyawarah dengan ulama dan kaum intelektual.
c. Syariat harus diartikan sesuai dengan perkembangan modern.
d. Kaum ulama harus mempelajari filsafat dan ilmu pengetahuan agar syariat dapat menyesuaikan, misalnya dengan kebutuhan masyarakat modern.
f. Pendidikan harus bersifat universal, misalnya wanita harus memperoleh pendidikan yang sama dengan kaum pria, istri harus menjadi teman dalam kehidupan intelektual dan sosial bagi suami .
g. Umat Islam harus dinamis dan meninggalkan sifat statis.
6. Jamaluddin al Afghani (1839-1897)
Nama lengkapnya adalah Sayyid Jamaluddin al-Afghani. Ia lahir di Asadabad tahun 1839 dan wafat di Istambul tahun 1897. Ia mendapat gelar sayyid karena ia keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib. Sejak kecil, ia sudah belajar membaca AL-Qur’an, bahasa Arab, dan Persia, serta ilmu-ilmu lainnya, seperti tafsir, hadits tasawuf, dan filsafat.
Pada usia 20 tahun, ia sudah menjadi pembantu Pangeran Muhammad Khan di Afghanistan. Pada tahun 1864, ia menjadi panasehat Ali Khan dan menjadi perdana menteri pada masa pemerintahan Muhammad ‘Azam Khan. ia banyak memperoleh pengalaman dalam pengembaraannya ke beberapa Negara. Mula-mula ke India tahun 1869, lalu ke Mesir memberi kuliah di hadapan kaum intelektual di Al-Azhar pada tahun 1871. Diantara muridnya yang terkenal adalah Muhammad Abduh dan Sa’ad Zaglul.
Ketika terjadi persoalan politik di Mesir, ia pergi Paris (Prancis). Di kota ini dia mendirikan sebuah organisasi bernama AL-Urwatul Wusqa yang beranggotakan muslim militan di Mesir, Suriyah, dan Afrika Utara. Organisasi ini bertujuan mempercepat persaudaraan islam, membela, dan mendorong umat islam untuk mencapai kemajuan.
Berikut ini beberapa pemikiran Al-Afghani tentang pembaruan umat Islam :
a. Kemunduran umat Islam bukan karena Islam tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan perubahan kondisi. Kemunduran itu disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa faktor itu adalah sebagai berikut :
1) Umat Islam telah dipengarui oleh sifat statis, berpegang pada taklid, dan bersikap fatalis.
2) Umat Islam telah meninggalkan akhlak yang tinggi dan telah melupakan ilmu pengetahuan.
3) Di bidang politik , kesatuan umat Islam menjadi terpecah belah.
b. Untuk mengembalikan kejayaan pada masa lalu dan sekaligus menghadapi dunia modern, umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam yang murni dan Islam harus dipahami dengan akal serta kebebasan.
c. Corak pemerintahan otokrasi dan absolut harus diganti dengan pemerintahan demokratis. Kepala negara harus bermusyawarah dengan pemuka masyarakat yang berpengalaman.
d. Tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Pan Islamisme atau rasa solidaritas antara umat Islam harus dihidupkan kembali.
7. Muhammad Abduh (1849-1905)
Muhammad Abduh lahir di Mesir tahun 1849. Ia adalah seorang pemikir, teolog, dan pembaru dunia Islam di Mesir. Silsilah keturunannya bersambung dengan Umar bin Khattab.
Ketika belajar di Al-Azhar, ia bertemu dengan Jamaluddin al-Afghani. Ia sangat terkesan dengan pemikiran-pemikiran Al-Afghan. Setelah tamat, ia mengajar di Al-Azhar dan aktif menulis surat kabar Al-Abram. Ia juga menjabat sebagai rektor Al-Azhar.
Adapun ide-ide pembaruannya yang membawa dampak positif bagi pengembangan pemikiran Islam adalah sebagai berikut :
a. Pembukaan pintu ijtihad karena ijtihad merupakan dasar yang penting dalam menafsirkan kembali ajaran Islam.
b. Penghargaan terhadap akal. Abduh mengatakan bahwa Islam adalah agama rasional, yang sejalan dengan akal ilmu pengetahuan akan maju.
c. Kekuasaan negara harus dibatasi oleh konstitusi yang telah dibuat oleh negara yang bersangkutan.
d. Memodernisasi sistem pendidikan di Al- Azhar.
8. Muhammad Rasyid Ridha (1865- 1935)
Rasyid Ridha lahir di Al-Qalamun pada tanggal 23 September 1865. Ada yang mengatakan silsilahnya bersambung dengan Nabi Muhammad SAW. melalui garis keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib sehingga ia mendapat gelar sayyid. Ia dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan keluarga terhormat serta taat agama.
Disamping belajar di Madrasah Al-Qhataniyah, Rasyid Ridha tekun mengikuti berita perkembangan dunia islam melalui surat kabar Al-Urwatul Wusqa, yang dipimpin oleh Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh. Melalui surat kabar tersebut, ia mengenal gagasan dua tokoh pembaru yang sangat dikaguminya itu. Ide-ide yang dikumandangkan oleh ke dua tokoh tersebut sangat berkesan dalam diri Rasyid Ridha sehingga menimbulkan keinginan yang kuat di hatinya untuk bergabung dan berguru kepada keduanya.
Keinginan Rasyid Ridha untuk bertemu dengan Jamaluddin al-Afghani tidak tercapai karena lebih dahulu meninggal sebelum Rasyid Ridha menjumpainya. Sebaliknya, Muhammad Abduh dapat dijumpainya setelah ia dibuang di Beirut (Libanon). Pertemuan dialog antara Ridha dan Abduh semakin menumbuhkan semangat juang dalam dirinya untuk melepaskan umat Islam dari belenggu keterbelakangan dan kebodohan.
Rasyid Ridha banyak menyerap pikiran dan pandangan Muhammad Abduh dalam usaha memajukan umat Islam. Setelah Muhammad Abduh diizinkan kembali ke Mesir, Rasyid Ridha mengusulkan kepada gurunya agar ia menerbitkan sebuah majalah. Maka terbitlah majalah yang diberi nama Al- Manar, nama yang diusulkan oleh Rasyid Ridha .
Adapun pemikiran Rasyid Ridha tentang pembaruan Islam sebagai berikut :
a. Sikap aktif dan dinamis di kalangan umat Islam harus ditumbuhkan.
b. Umat Islam harus meninggalkan sikap pemikiran kaum jabariyah
c. Akal dapat digunakan untuk menafsirkan ayat ataupun Hadits dengan tidak meninggalkan prinsip umum.
d. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi jika ingin maju.
e. Kemunduran umat Islam disebabkan adanya unsur bid’ah dan khurafat yang masuk ke dalam ajaran Islam.
f. Kebahagiaan di dunia dan di akhirat diperoleh melalui hukum yang diciptakan Allah SWT.
g. Perlu menghidupkan kembali sistem pemerintahan khalifah.
h. Khalifah adalah penguasa di seluruh dunia Islam yang mengurusi bidang agama dan politik .
i. Khalifah haruslah seorang mujtahid besar dengan bantuan para ulama dalam menerapkan prinsip hukum dalam Islam sesuai dengan tuntutan zaman.
9. Sayyid Ahmad Khan (1817-1898)
Sayyid Ahmad Khan dilahirkan di New Delhi tanggal 17 Oktober 1817. Gerakan pembaruan yang dilakukannya merupakan kelanjutan gerakan dari Syah Waliyullah. Berkat jasanya menyelamatkan orang-orang Inggris dalam pemberontakan tahun 1857, ia mendapat gelar Sir. Ia meyakinkan pemerintah Inggris bahwa dalam pemberontakan itu unat Islam tidak terlibat.
Untuk merealisasikan tujuan gerakan pembaruannya, ia mengadakan kerja sama dengan inggris meskipun kerja sama itu banyak mendapat tantangan keras dari ulama lain di Dioband. Ia beranggapan bahwa salah satu penyebab kemunduran umat Islam dari bangsa Barat adalah lemahnya dalam penguasaan ilmu dan teknologi.
Oleh karena itu, umat Islam mampu merebut ilmu dan teknologi dari bangsa Barat melalui pendidikan. Ide pemikiran Sayyid Ahmad Khan tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut :
a. Kemunduran umat Islam disebabkan tidak mengikuti perkembangan zaman dengan cara menguasai sains dan teknologi.
b. Ia berpendirian bahwa manusia bebas berkehendak dan berbuat sesuai dengan sunatullah yang tidak berubah. Gabungan kemampuan akal, kebebasan manusia berkehendak dan berbuat, serta hukum alam inilah yang menjadi sumber kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
c. Sumber ajaran Islam hanyalah Al-Qur’an dan Hadits.
d. Ia menentang taklid dan perlu adanya ijtihad sehingga umat Islam dapat berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
e. Ia berpendapat satu-satunya cara untuk mengubah pola pikir umat Islam dari keterbelakangan adalah pendidikan.
10. Muhammad Iqbal (1876-1938)
Muhammad Iqbal lahir di Sialkot, Punjab pada tanggal 2 Februari 1873 M. Ia adalah seorang penyair, filusuf, dan mujadid. Muhammad Iqbal mendapat pendidikan pertama diMurray College, Sialkot. Di sini, ia bertemu dengan ulama besar Sayyid Mir Hasan, guru dan sahabat karib ayahnya. Ia melanjutkan studinya di Government College Lahore dan memperoleh gelar Master of Art (MA). Atas saran Sir Thomas Arnold, ia melanjutkan studinya di Trinity College, Universitas Cambridge, Inggris. Dua tahun kemudian, ia pindah ke Munchen, Jerman untuk lebih memperdalam filsafatnya. Di sinilah ia mendapat gelar Doctor of Pbilosopy (Ph.D).
Pada tahun 1908, ia kembali ke Lahore dengan membuka praktik sebagai pengacara dan sebagai dosen filsafat. Ia pun pernah menjadi Presiden Liga Muslim pada tahun 1938. Adapun ide Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut :
a. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka.
b. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamis. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
c. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan atau kejumudan dalam berpikir.
d. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
e. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
f. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan mereka kurang memerhatikan masalah- masalah keduniaan dan sosial dan kemasyarakatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar